Valentine..?
Sebuah Perayaan Perusak Moral
Generasi Bangsa
”
Barang siapa meniru suatu kaum, dia termasuk kelompok mereka.” (HR. Ahmad dan
Abu Dawud).
Valentine???
Apa Tuh Valentine???
Kasih tau gak yaaa…,
Ayo donk sobat IRCA dijawab..
Heemm…
Bukan merek shampo,
yang sialnya kalo di iklan-iklan bikin kaum hawa merasa iri dan kemudian gigit
jari. cuma pake shampo? pria-pria bertekuk lutut? Woww…
Mirisnya, karena saya
wanita berkerudung memakai shampo palentin bukanlah option yang pas buat
membuat para pria bertekuk lutut. Kayaknya sih ya, iklan pelembut kain semacam
Molto atau Suftener Soklin bisa sedikit membantu kali ya, buat kerudung biar ga
lecek selayaknya muka seorang pacar yang diselingkuhin pacarnya. Nah Loh. HEHEHE
Gak terasa ya sob kita sudah masuk di bulan Februari, Banyak
yang bilang,kata nya kalo bulan Februari adalah bulan yang penuh cinta,bulan yang
indah dan romantis,serta bulan yang tepat bagi mereka yang ingin mengungkapkan
semua perasaan kasih sayang terhadap pasangan nya tersebut.
Ya..Semua ungkapan yang di implementasikan itu sudah jelas
tertuju pada tanggal 14 februari dan erat kaitan nya dengan perayaan Valentin
Day atau yang katanya dengan hari Kasih Sayang.
Yang buat saya nggak habis pikir nich sob, Kenapa ya
Valentin dari beberapa abad Jadul kok ampe sekarang masih aja di ikutin
pemuda/pemudi muslim.
Bahkan bukan cuma sekedar dari kalangan remaja saja,mulai
dari anak SD,ABG,sampe dengan beberapa orang tua nya pun malah ikut-ikutan
ngerayain Valentin yang Saya rasa nggak jelas manfaat nya,bikin hidup lebih
pemborosan,bahkan lebih identik dengan Jahiliyah atau Pembodohan Peradaban
semata.Afwan..!!!
Sobat Al-Khatsir di era globalisasi dan seiring maraknya
ragam gaya hidup Barat yang masuk ke dunia Islam, menyebabkan banyak remaja
muslim di berbagai belahan dunia tak mampu berkutik dibuatnya. Gaya hidup Barat
yang tak lepas dari kesan glamor dan konsumtif, wujud cerminan modernitas
tersebut, mampu menggoncang peradaban Islam. Terutama para remaja muda-mudi.
Salah satu budaya Barat yang merasuki remaja muslim, hingga
dijadikan trendsetter, tersebut ialah sebuah perayaan yang jatuh pada
tanggal 14 Februari bernama ”Valentine’s day” atau “Hari Kasih Sayang”.
Valentine’s Day dimaknai dengan kasih sayang atau hari di
mana pasangan kekasih, muda-mudi Barat, yang sedang jatuh cinta mengungkapkan
rasa kasih sayang mereka kepada pasangan masing-masing. Umumnya diekspresikan
dengan saling bertukar kado, cokelat, dan bunga mawar. Bahkan, yang lebih
populer, dengan bertukar kartu valentine berbentuk hati (love), yang
dihiasi sebuah gambar “Copidu” (si bayi kecil bersayap dengan busur lengkap dan
anak panah di tangan).
Jika kita mau menilik lebih jauh tentang asal muasal
perayaan Valentine’s Day, akan kita temukan berbagai versi di dalamnya. Hal
tersebut membuktikan bahwa perayaan Valentine’s Day memiliki latar belakang
yang tidak jelas sama sekali. Bahkan, bisa dikatakan hanya berasal dari sebuah
mitos belaka dengan merujuk seorang martir bernama Valentinus atau Santo
Valentinus. Santo Valentinus meninggal pada 14 Februari yang kemudian oleh Paus
Gelasius I dijadikan hari perayaan bagi kaum Nasrani.
Namun, tabiat muda-mudi yang selalu latah akan kebudayaan
Barat, yang jauh dari syariat Islam, Valentine’s Day selalu menjadi momen
tersendiri bagi mereka setiap tahunnya. Dari sekedar mengucapkan “selamat”,
hingga ikut langsung melakoni hal serupa seperti yang dilakukan “orang Barat”.
Hal-hal tersebut terjadi karena sebagian remaja atau
muda-mudi muslim telah menganggap yang “satu” ini sebagai trend masa
kini. Sehingga, bagi yang tidak ikut merayakan, bisa dianggap kuno, ketinggalan
zaman, atau kampungan (wong ndeso).
Sebagian orang ada yang hanya ikut-ikutan, tanpa mengetahui story
behind perayaan tersebut. Namun, tidak sedikit pula sebagian mereka
sebenarnya mengetahui kalau Valentine’s Day merupakan budaya non muslim, tapi
karena alasan gengsi (jika tidak ikut merayakan) mereka pun akhirnya tidak mau
tahu.
Islam
sangat melarang umatnya dari sikap tasyabuh (menyerupai budaya atau gaya
hidup non muslim), baik dari segi ucapan, tingkah laku, maupun cara bermode.
Firman Allah dalam Surat Al-Isra’, “Dan janganlah kamu mengikuti
sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Al-Isra’:36)
Kemudian dalam Surat Al-An’am, ”Dan jika kamu mengikuti
kebanyakan orang di Bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan
Allah, yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat
kebohongan.” (Al-An’am:116)
Serta
sabda Nabi Saw, ” Barang siapa meniru suatu kaum, dia termasuk kelompok
mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Sangat jelas di muka, bahwa hari Valentine merupakan
perayaan atau ritual non muslim. Jika kita ikut merayakannya, berarti kita
telah meniru-niru mereka.
Dalam perayaan Valentine’s Day, jika kita saksikan sekarang
ini merupakan cara pengekspresian cinta kasih yang dibaluti dengan fenomena
pacaran, zina, mabuk-mabukan, serta foya-foya, yang intinya terlalu
mengedepankan nafsu syahwat semata. Cara mengekspresikan cinta kasih inilah
yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam, jika kita memandang perayaan ini
melalui perspektif Islam.
Sungguh merupakan sebuah kekurangcerdasan, jika kita sebagai
generasi Islam ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan
histori, emosional, dan religius sedikitpun dengan ajaran Islam. Keikutsertaan
kita dalam perayaan yang identik dengan hura-hura dan maksiat ini merupakan
refleksi sebuah kekalahan dalam “peperangan” mempertahankan identitas jati diri
kita sebagai pemeluk Islam.
Sebagai generasi muda muslim, selain kita dituntut melek
teknologi dan ilmu pengetahuan, kita juga dituntut mampu memfilterisasi diri
serta lingkungan atau budaya kita dari integritas budaya asing. Jangan mudah
terbawa arus deras modernisasi yang cenderung menyesatkan. Jangan sampai kita
sebagai umat Islam hanya bagai buih di lautan, banyak namun mudah
terombang-ambing, banyak namun tak memilki arti.
Hal semestinya yang harus kita lakukan wahai saudaraku,
adalah kembali merapatkan jiwa dan kesadaran kita masing-masing ke dasar ajaran
agama kita. Kembali ke ajaran Islam yang sesungguhnya. Mendekatkan diri kepada
Allah, serta membekali diri ini dengan tembok pengetahuan agama yang mumpuni.
Tanpa mengabaikan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai generasi Islam, kita harus berusaha sekuat yang kita
mampu untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan kita di
masyarakat, dalam muamalah sehari-hari. Agar ruh ajaran Islam tak
terkontaminasi oleh budaya-budaya asing yang terbukti hanya menimbulkan
keresahan dalam masyarakat muslim.
Sob, Sebetulnya mereka ini sudah paham bener nggak ya makna
dari sebuah Valentin ?
Lagi pula,coba dech kalian pikir & renungkan... Mana ada sich demi mengungkapkan sebuah perasaan kasih sayang kita harus terkait ruang & waktu yaitu setiap tanggal 14 februari dalam 1 tahun ? Bukankah hal yang sedemikian itu begitu amat sangat Naif sekali ??
Lagi pula,coba dech kalian pikir & renungkan... Mana ada sich demi mengungkapkan sebuah perasaan kasih sayang kita harus terkait ruang & waktu yaitu setiap tanggal 14 februari dalam 1 tahun ? Bukankah hal yang sedemikian itu begitu amat sangat Naif sekali ??
Sobat Muda, Bukankah dalam setiap agama selalu menganjurkan
& mengajarkan agar kita senantiasa berkasih sayang kepada sesama sepanjang
hayat kita. Jadi,nggak perlu di batasi oleh waktu donk..!!
Dan saya percaya seyakin yakin nya,pasti sobat semua setuju
bila kasih sayang itu nggak perlu di batasi oleh ruang & waktu.
Sebagai muslim,apakah kita layak menjadi 'Generasi Penerus'
dari hal-hal yang nggak bermanfaat?
Lagi pula jika ditanya kenapa mengikuti trend Valentine,toh
jawaban yang keluar cuma jawaban "ikut-ikutan" doank.
Banyak sekali media yang sudah
mengabarkan,menelaah,mengkaji,mengkritisi & memberikan respon negatif
terhadap budaya Valentine ini sob.
Jadi,apakah kalian masih ingin ikut-ikutan trend budaya
semacam ini ? Jika kalian masih ingin ikut-ikutan melanjutkan nya,maka jelaslah
bahwa 'Generasi Penerus' kita itu akan jatuh kedalam kenistaan dan KEBODOHAN
PERMANEN
Valentine itu datang dari budaya asing dalam budaya barat.
Dimana budaya barat itu sendiri mereka tidak bisa membedakan antara Cinta dan Zina,yang mana budaya itu sangat bertentangan dengan budaya kita
sebagai orang 'ketimuran' , dan ada baik nya jika kita harus memperketat
filterisasi dari budaya-budaya tersebut.
Lihatlah realitanya sobat.. Valentine lebih banyak
mendatangkan 'kemudharatan' nya dibandingkan mendatangkan manfaat nya.
Saat ini Valentine seolah membius & menjadi idola bagi
para pecinta. Tak bisa dipungkiri jika hari kasih sayang yang merebak luas ini
justru lebih banyak di bumbui dengan versi sentimental tentang makna dari
valentine itu sendiri.
Bahkan dengan mengikuti perayaan ini,seringkali terjadi
hubungan-hubungan haram dari lawan jenis di luar garis batas ke-halal-an nya.
Mereka melakukan hal sedemikian tidak lain dengan berdalih
kasih sayang yang mendalam kepada para pasangan,hingga tak sedikit kasus
bermunculan dari akhir perayaan ini yang berujung dengan banyak para gadis yang
hamil di luar nikah.
Sebelum semua terlambat,ada baik nya jika kita antisipasi
diri kita & orang-orang yang kita sayangi untuk tidak terjerumus kedalam
peringatan murahan semacam ini.
Bukankan baginda Rasulullah menganjurkan kita untuk saling
nasehat menasehati dalam kebaikan?
Dan sebagai seorang muslim,kita berharap semoga kita
terhindar dari hal-hal nista dengan selalu berlindung kepada kasih sayang Allah
yang takkan pernah padam sepanjang massa serta tiada terkait sepanjang ruang
dan waktu. Insya Allah. Semoga Bermanfaat.
(copas: BULETIN DAKWAH REMAJA AL-KATSIR SMK WIDYA KARYA BALAI JAYA KOTA RIAU)