Senin, 11 Februari 2013

Valentine's Day???


Valentine..?
Sebuah Perayaan Perusak Moral Generasi Bangsa

” Barang siapa meniru suatu kaum, dia termasuk kelompok mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).


Valentine???
Apa Tuh Valentine???

Kasih tau gak yaaa…,
Ayo donk sobat IRCA dijawab.. Heemm…

Bukan merek shampo, yang sialnya kalo di iklan-iklan bikin kaum hawa merasa iri dan kemudian gigit jari. cuma pake shampo? pria-pria bertekuk lutut? Woww…

Mirisnya, karena saya wanita berkerudung memakai shampo palentin bukanlah option yang pas buat membuat para pria bertekuk lutut. Kayaknya sih ya, iklan pelembut kain semacam Molto atau Suftener Soklin bisa sedikit membantu kali ya, buat kerudung biar ga lecek selayaknya muka seorang pacar yang diselingkuhin pacarnya. Nah Loh. HEHEHE

Gak terasa ya sob kita sudah masuk di bulan Februari, Banyak yang bilang,kata nya kalo bulan Februari adalah bulan yang penuh cinta,bulan yang indah dan romantis,serta bulan yang tepat bagi mereka yang ingin mengungkapkan semua perasaan kasih sayang terhadap pasangan nya tersebut.
Ya..Semua ungkapan yang di implementasikan itu sudah jelas tertuju pada tanggal 14 februari dan erat kaitan nya dengan perayaan Valentin Day atau yang katanya dengan hari Kasih Sayang.
Yang buat saya nggak habis pikir nich sob, Kenapa ya Valentin dari beberapa abad Jadul kok ampe sekarang masih aja di ikutin pemuda/pemudi muslim.

Bahkan bukan cuma sekedar dari kalangan remaja saja,mulai dari anak SD,ABG,sampe dengan beberapa orang tua nya pun malah ikut-ikutan ngerayain Valentin yang Saya rasa nggak jelas manfaat nya,bikin hidup lebih pemborosan,bahkan lebih identik dengan Jahiliyah atau Pembodohan Peradaban semata.Afwan..!!!

Sobat Al-Khatsir di era globalisasi dan seiring maraknya ragam gaya hidup Barat yang masuk ke dunia Islam, menyebabkan banyak remaja muslim di berbagai belahan dunia tak mampu berkutik dibuatnya. Gaya hidup Barat yang tak lepas dari kesan glamor dan konsumtif, wujud cerminan modernitas tersebut, mampu menggoncang peradaban Islam. Terutama para remaja muda-mudi.

Salah satu budaya Barat yang merasuki remaja muslim, hingga dijadikan trendsetter, tersebut ialah sebuah perayaan yang jatuh pada tanggal 14 Februari bernama ”Valentine’s day” atau “Hari Kasih Sayang”.

Valentine’s Day dimaknai dengan kasih sayang atau hari di mana pasangan kekasih, muda-mudi Barat, yang sedang jatuh cinta mengungkapkan rasa kasih sayang mereka kepada pasangan masing-masing. Umumnya diekspresikan dengan saling bertukar kado, cokelat, dan bunga mawar. Bahkan, yang lebih populer, dengan bertukar kartu valentine berbentuk hati (love), yang dihiasi sebuah gambar “Copidu” (si bayi kecil bersayap dengan busur lengkap dan anak panah di tangan).

Jika kita mau menilik lebih jauh tentang asal muasal perayaan Valentine’s Day, akan kita temukan berbagai versi di dalamnya. Hal tersebut membuktikan bahwa perayaan Valentine’s Day memiliki latar belakang yang tidak jelas sama sekali. Bahkan, bisa dikatakan hanya berasal dari sebuah mitos belaka dengan merujuk seorang martir bernama Valentinus atau Santo Valentinus. Santo Valentinus meninggal pada 14 Februari yang kemudian oleh Paus Gelasius I dijadikan hari perayaan bagi kaum Nasrani.

Namun, tabiat muda-mudi yang selalu latah akan kebudayaan Barat, yang jauh dari syariat Islam, Valentine’s Day selalu menjadi momen tersendiri bagi mereka setiap tahunnya. Dari sekedar mengucapkan “selamat”, hingga ikut langsung melakoni hal serupa seperti yang dilakukan “orang Barat”.

Hal-hal tersebut terjadi karena sebagian remaja atau muda-mudi muslim telah menganggap yang “satu” ini sebagai trend masa kini. Sehingga, bagi yang tidak ikut merayakan, bisa dianggap kuno, ketinggalan zaman, atau kampungan (wong ndeso).

Sebagian orang ada yang hanya ikut-ikutan, tanpa mengetahui story behind perayaan tersebut. Namun, tidak sedikit pula sebagian mereka sebenarnya mengetahui kalau Valentine’s Day merupakan budaya non muslim, tapi karena alasan gengsi (jika tidak ikut merayakan) mereka pun akhirnya tidak mau tahu.

Islam sangat melarang umatnya dari sikap tasyabuh (menyerupai budaya atau gaya hidup non muslim), baik dari segi ucapan, tingkah laku, maupun cara bermode.

Firman Allah dalam Surat Al-Isra’, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Al-Isra’:36)

Kemudian dalam Surat Al-An’am, ”Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di Bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.” (Al-An’am:116)

Serta sabda Nabi Saw, ” Barang siapa meniru suatu kaum, dia termasuk kelompok mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Sangat  jelas di muka, bahwa hari Valentine merupakan perayaan atau ritual non muslim. Jika kita ikut merayakannya, berarti kita telah meniru-niru mereka.

Dalam perayaan Valentine’s Day, jika kita saksikan sekarang ini merupakan cara pengekspresian cinta kasih yang dibaluti dengan fenomena pacaran, zina, mabuk-mabukan, serta foya-foya, yang intinya terlalu mengedepankan nafsu syahwat semata. Cara mengekspresikan cinta kasih inilah yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam, jika kita memandang perayaan ini melalui perspektif Islam.

Sungguh merupakan sebuah kekurangcerdasan, jika kita sebagai generasi Islam ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan histori, emosional, dan religius sedikitpun dengan ajaran Islam. Keikutsertaan kita dalam perayaan yang identik dengan hura-hura dan maksiat ini merupakan refleksi sebuah kekalahan dalam “peperangan” mempertahankan identitas jati diri kita sebagai pemeluk Islam.

Sebagai generasi muda muslim, selain kita dituntut melek teknologi dan ilmu pengetahuan, kita juga dituntut mampu memfilterisasi diri serta lingkungan atau budaya kita dari integritas budaya asing. Jangan mudah terbawa arus deras modernisasi yang cenderung menyesatkan. Jangan sampai kita sebagai umat Islam hanya bagai buih di lautan, banyak namun mudah terombang-ambing, banyak namun tak memilki arti.



Hal semestinya yang harus kita lakukan wahai saudaraku, adalah kembali merapatkan jiwa dan kesadaran kita masing-masing ke dasar ajaran agama kita. Kembali ke ajaran Islam yang sesungguhnya. Mendekatkan diri kepada Allah, serta membekali diri ini dengan tembok pengetahuan agama yang mumpuni. Tanpa mengabaikan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai generasi Islam, kita harus berusaha sekuat yang kita mampu untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan kita di masyarakat, dalam muamalah sehari-hari. Agar ruh ajaran Islam tak terkontaminasi oleh budaya-budaya asing yang terbukti hanya menimbulkan keresahan dalam masyarakat muslim.

Sob, Sebetulnya mereka ini sudah paham bener nggak ya makna dari sebuah Valentin ?
Lagi pula,coba dech kalian pikir & renungkan... Mana ada sich demi mengungkapkan sebuah perasaan kasih sayang kita harus terkait ruang & waktu yaitu setiap tanggal 14 februari dalam 1 tahun ? Bukankah hal yang sedemikian itu begitu amat sangat Naif sekali ??

Sobat Muda, Bukankah dalam setiap agama selalu menganjurkan & mengajarkan agar kita senantiasa berkasih sayang kepada sesama sepanjang hayat kita. Jadi,nggak perlu di batasi oleh waktu donk..!!

Dan saya percaya seyakin yakin nya,pasti sobat semua setuju bila kasih sayang itu nggak perlu di batasi oleh ruang & waktu.

Sebagai muslim,apakah kita layak menjadi 'Generasi Penerus' dari hal-hal yang nggak bermanfaat?

Lagi pula jika ditanya kenapa mengikuti trend Valentine,toh jawaban yang keluar cuma jawaban "ikut-ikutan" doank.

Banyak sekali media yang sudah mengabarkan,menelaah,mengkaji,mengkritisi & memberikan respon negatif terhadap budaya Valentine ini sob.

Jadi,apakah kalian masih ingin ikut-ikutan trend budaya semacam ini ? Jika kalian masih ingin ikut-ikutan melanjutkan nya,maka jelaslah bahwa 'Generasi Penerus' kita itu akan jatuh kedalam kenistaan dan KEBODOHAN PERMANEN




Valentine itu datang dari budaya asing dalam budaya barat. Dimana budaya barat itu sendiri mereka tidak bisa membedakan antara Cinta dan Zina,yang mana budaya itu sangat bertentangan dengan budaya kita sebagai orang 'ketimuran' , dan ada baik nya jika kita harus memperketat filterisasi dari budaya-budaya tersebut.

Lihatlah realitanya sobat.. Valentine lebih banyak mendatangkan 'kemudharatan' nya dibandingkan mendatangkan manfaat nya.

Saat ini Valentine seolah membius & menjadi idola bagi para pecinta. Tak bisa dipungkiri jika hari kasih sayang yang merebak luas ini justru lebih banyak di bumbui dengan versi sentimental tentang makna dari valentine itu sendiri.

Bahkan dengan mengikuti perayaan ini,seringkali terjadi hubungan-hubungan haram dari lawan jenis di luar garis batas ke-halal-an nya.

Mereka melakukan hal sedemikian tidak lain dengan berdalih kasih sayang yang mendalam kepada para pasangan,hingga tak sedikit kasus bermunculan dari akhir perayaan ini yang berujung dengan banyak para gadis yang hamil di luar nikah.

Sebelum semua terlambat,ada baik nya jika kita antisipasi diri kita & orang-orang yang kita sayangi untuk tidak terjerumus kedalam peringatan murahan semacam ini.

Bukankan baginda Rasulullah menganjurkan kita untuk saling nasehat menasehati dalam kebaikan?

Dan sebagai seorang muslim,kita berharap semoga kita terhindar dari hal-hal nista dengan selalu berlindung kepada kasih sayang Allah yang takkan pernah padam sepanjang massa serta tiada terkait sepanjang ruang dan waktu. Insya Allah. Semoga Bermanfaat.

 (copas: BULETIN DAKWAH REMAJA AL-KATSIR SMK WIDYA KARYA BALAI JAYA KOTA RIAU)